SOSPOL
Refleksi 79 Kemerdekaan Merdeka Yang Masih Dipertanyakan
By Dwijo Suyono
JOURNALJOGJA-Jogja-Peringatan HUT kemerdekaan RI yang 79 menjadi momentum yang tepat bagi seluruh rakyat Indonesia untuk bergembira dengan menggelar berbagai kegiatan . Salah satu kegiatan yang cukup menarik digelar oleh Forum Sidobali menggelar acara Ngobrol Santai Pitulasan .
Acara yang dgelar pada 18 Agustus menjadi menarik karena hadir berbagai tokoh masyarakat dari berbagai latar belakang untuk secara bersama sama memberikan refleksi tentang kemardekaan .
Politikus senior Idham Samawi mengemukakan tentang bagaimana kayanya NKRI yang terhampar dari Sabang hingga Merauke , dengan berbagai jenis kekayaan alamnya.
Semua potensi yang luar biasa ini sebenarnya bisa membuat kemakmuran bangsa ini , jika saja para pengelola bangsa ini mau dan mampu menrapkan Pancasila dalam setiap kegiatan di pemerintahan, juga mampu mengaplikasikan pembukaan UUD 1945 , inilah yang menjadi kunci bagi kapal besar NKRI untuk maju dalam haluan yang benar. Papar mantan Bupati Bantul ini.
Hal senada juga diungkap akademisi Amiluhur yang mengemukakan bahwa masih banyak hal yang dipertanyakan yang mengutip berbagai tokoh dunia tentang negara dan penguasaannya
Jika ingin menguasai negara maka kuasailah sumber sumber dayanya , tetapi jika ingin menguasai bangsa maka kuasailah budayanya , nah apakah kita sekarang dalam tahapan belajar merdeka atau merdeka belajar , tutur Amiluhur.
Sementara Octo Lampito yang juga hadir banyak mengulas bagaimana pentingnya peran teknologi dalam masa kini yang semakin kompleks .
Dalam kesempatan yang sama budayawan Sigit Sugito juga mengekspresikan tentang kemerdekaan dengan membaca puisi karyanya sendiri yang berjudul Kentongan yang memberikan sindiran keras kepada pemerintah saat ini
Mari kita pukul kentongan yang keras agar para pemimpin negeri ini melihat dan mendengar , mari kita pukul kentongan keras agar gaduh negeri ini , kata Sigit
Sigit yang juga inisiator acara ini mengemukakan bahwa kegiatan ini menjadi hal penting dalam mensikapi serta memberikan ruang bagi elemen bangsa untuk secara bijak dan jujur melihat akan kemana bahtera negara dan bangsa Indonesia bergerak .
Acara ini dihadiri oleh tidak kurang 50 an peserta yang berasal dari berbagai elemen masyarakat. (dwi)