PENDIDIKAN & OLAHRAGA
novatif Panggung Cerita Boneka Mitigasi Bencana Gunung Meletus berbasis 4B
By Dwijo Suyono
JOURNALJOGJA-Kediri -Mahasiswa Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri melalui Pengabdian masyarakat yang memperoleh Hibah dari KEMENRISTEK DIKTI 2024 berhasil melakukan inovasi kreatif melalui edukasi panggung cerita boneka yang berbasis 4B (Belajar, Bercerita, Bermain dan Beryanyi) mengedepankan budaya lokal terkait pembelajaran mitigasi bencana Gunung Meletus pada usia anak sekolah dasar. Demikian seperti rilis yang diterima redaksi pada Jumat (26/7-2024)
Richa Tronicha sebagai ketua pelaksana menjelaskan latar belakang pembuatan ini dikarenakan metode yang disampaikan sebelumnya kepada anak SD hanya bersifat konvensional dan memiliki kelemahan karena tidak sesuai dengan usia mereka yang mengedepankan pembelajaran yang bersifat belajar dengan bercerita, bermain dan bernyanyi. Selain itu, “Bencana Gunung Meletus di Indonesia tercatat ada 436 kejadian di tahun 2023 yang menewaskan 24 orang, dan sisanya terdapat anak-anak yang terluka ringan dan berat akibat tak mengetahui jalur evakuasi. Rata-rata penyebabnya karena masih minimnya pengetahuan dan praktik dalam mitigasi bencana” ujar Richa .
Melalui panggung cerita boneka Dewi Sekartaji dan Panji Asmorobangun cerita lokal Kediri berbasis 4B sebagai sarana pendidikan mitigasi bencana gunung, diharapkan mampu sebagai media edukasi mitigasi gunung meletus di wilayah Gunung Kelud Kediri. Hal ini didukung oleh Internasional Jurnal Puppet as a Pedagogical Tool; yang mengungkapkan bahwa potensi kegunaan boneka dalam pendidikan sangat membantu anak-anak untuk meningkatkan kualitas komunikasi yang lebih efektif, serta metode ini lebih mudah untuk digunakan sebagai metode pendidikan mitigasi bencana. Uniknya, menurut Journal Internasional of Disaster Education; salah satu bentuk pengurangan risiko bencana adalah mitigasi yang berbasis pada kearifan lokal dengan memanfaatkan cerita rakyat melalui pertunjukan panggung boneka yang telah di laksanakan di SDN I Sugihwaras.
“Melalui inovasi kreativitas ini harapannya bisa bekerja sama dengan BPBD nantinya agar program ini bisa di adopsi dan realisasikan sebagai program mitigasi bencana kepada anak Sekolah Dasar di seluruh Kawasan terdampak Gunung Kelud bahkan bisa di adopsi oleh BPBD dan Sekolah Dasar seluruh Indonesia,” tutupnya (*).