By Dwijo Suyono
OURNALJOGJA-JOGJA-Yogyakarta dikenal sebagai surga wisata kuliner sekaligus seni budaya. Lebih istimewa lagi, bagi mereka para pecinta kopi, kini bisa menikmati keduanya. Yakni menikmati sensasi ngopi sambil menyaksikan karya seni lukis karya para seniman di Yogyakarta.
Kafe Kopi Jingga memadukan kedua hal tersebut, kafe yang dinahkodai oleh mbah Tulus berlokasi di kampung Nitiprayan ini menyajikan beragam kopi, baik arabika maupun robusta,dan memang tergolong unik karena memadukan konsep galeri serta kedai kopi , demikian seperti rilis yang diterima oleh redaksi pada Senin (21/2-2022).
Menurut pemiliknya, Mbah Tulus, yang memiliki ide membuat kafe kopi bernuansa seni bisa dihadirkan di kampung Nitipuran Yogyakarta. Menurutnya Yogya memiliki potensi seniman, budayawan, mahasiswa hingga para pecinta kopi dan kuliner. Karenanya, potensi itu ia padupadankan dan terbitlah ide Kopi Jingga, yang dipersembahkannya bagi penikmat kopi sekaligus seni budaya.
"....Sensasi menyerutup kopi sambil menyaksikan karya lukis memang terasa berbeda. Pengunjung akan kita ajak semakin intens merasakan kopi, ada saat pikiran dibawa pada karya karya seni, disaat itulah aroma kopi akan memberi sensasinya sendiri," ungkap Mbah Tulus.
Di tempat ini disajikan racikan kopi dari berbagai daerah di Indonesia mulai kopi Aceh hingga Flores, bahkan kopi Merapi, Temanggung dan jenis kopi nusantara lainnya, yang memiliki keanekaragaman rasa yang berbeda beda.
Menurut Mbah Tulus, pengunjung di Kopi Jingga, juga akan disuguhi beragam menu baik tradisional hingga kekinian. Tak hanya kopi, Mbah Tulus juga menawarkan berbagai minuman wedang tradisional seperti secang, jahe, hingga minuman rempah lainnya.
"... semua bahan bahan minuman, merupakan rempah tradisional, seperti jahe, secang, sereh, hingga jeruk nipis, dan wedang uwuh," ungkapnya.
Selain minuman, menu yang disajikan di tempat ini juga mengutamakan pangan lokal dengan cita rasa khas Yogyakarta dan menu asli dari sejumlah daerah. Mulai bakmi Jawa, nasi goreng, hingga masakan kampung berbahan ayam, ikan dan lauk khas tempe bacem, tahu bacem, serta dilengkapi sambal khas.
"... pengunjung bisa menemukan banyak pilihan, bahkan ada bakmi betawi, soto, nasi tumpeng, ingkung, masakan lainnya juga ada baik ayam, ikan, dan lain lain, lengkap," sambung Mbah Tulus.
Bagi salah satu pelukis, Eko Marwanto atau yang biasa disapa Ehan, menyampaikan bahwa karya seni dari para pelukis Yogyakarta dan sekitarnya akan dipamerkan di Kafe Jingga ini mulai tanggal 12-28 Februari 2022.
"..Ini merupakan ekpresi berkesenian, berkarya bersama, tema pameran kali ini adalah Wijaya Kusuma Junjung Drajat, berarti menghidupkan kembali esensi kehidupan itu sendiri, seperti kembalinya kehidupan sesudah mati," ungkapnya.
Bagi Eko, karya para seniman lukis yang dipajang di kopi ini merupakan kolaborasi antara seni dan kuliner sekaligus bentuk kepedulian bersama.
"... yang karya karya seni yang dipamerkan ini merupakan semangat para seniman untuk berkolaborasi, dan merupakan bentuk kepedulian untuk pelaku usaha kuliner. Selain itu, kita akan mensuport juga wisata yang ada di Yogyakarta dengan menampilkan karya kita diberbagai tempat termasuk kafe kopi," ungkap Eko.
Sementara menurut praktisi kopi, Bigar, konsep yang dijual di Kopi Jingga memiliki spesialisasi dan diferensiasi.
"... kopi dan menu tradisional dipadukan menikmati seni tradisi memang menjadi daya tarik sendiri.," ujar Bigar.
Menurutnya, Kopi Jingga bahkan melampaui imajinasi kita sebagai penikmat kopi.
"...ya seperti saya sendiri, seakan dibawa ke dimensi rasa begitu menyerutup kopi sambil lihat lukisan yang dipajang di setiap sudut lokasi, karena setiap goresan lukisan memberi persepsi yang berbeda beda, atau sebaliknya, saat saya melihat lukisan lalu saya nyerutup kopi, ada sesuatu yang belumpermah saya rasakan sebelumnya, di luar imajinasi saya," ujarnya.
Disini, menurut Bigar, seniman juga bisa menikmati kopi. Keduanya seperti mata uang, yang mana yang didahulukan merupakan interpretasi masing masing pengunjungnya. Disitulah kekuatan kopi Jingga.
Soal harga menu, Kopi Jingga di Kampung Nitipuran juga mengutamakan harga yang sangat terjangkau. Bagi pecinta kopi dan kuliner sekaligus seni budaya yang tengah berkunjung di kota Yogyakarta tidak ada salahnya mampir untuk menyerutup sensasi kopi sekaligus menikmati seni.
".....Tak hanya itu, tempat kuliner yang dikolaborasikan dengan berbagai seni, kami ejawantahkan dengan adanya pameran seni lukis karya para seniman kenamaan Yogyakarta. Nantinya setiap 3 bulan sekali akan kita adakan pameran karya seni," pungkas Mbah Tulus. (*/dwi)