By Dwijo Suyono
JOURNALJOGJA-Kulonprogo-Keberadaan patung Naga raksasa yang terpasang di Yogyakarta International Airport (YIA), Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), tepatnya di area kedatangan penumpang pada pekan ini, telah menyedot perhatian dan viral di media sosial, karena keberadaan patung buatan seniman Kulonprogo Tri Suharyanta alias Kotrek , banyak dikomentari oleh berbagai kalangan termasuk anggota DPR RI.
Bahkan Sang Kreator sendiri yakni Tri Suharyanto juga telah memberikan penjelasan tentang makna patung Naga yang memiliki panjang sekitar 7 meter, lebar 4 meter, dan tinggi sekitar 2,5 meter.
Seperti dilansir dari beberapa media Tri telah menjelaskan bahwa Kita bisa belajar dari nenek moyang dari spirit sisi positifnya bahwa kita sebagai bangsa yang memiliki rakyat yang suka bergotong-royong, ramah tamah, tidak ada saling sikut-menyikut. Mari kita bangkitkan kembali spirit-spirit kebesaran kita untuk membangun bangsa ini untuk membangun Indonesia ini lebih baik tidak seperti sekarang," katanya.
Sementara diwawancarai Journal Jogja Anggota DPRD DIY Lilik Syaiful Ahmad terkait dengan keberadaan patung dan masalahnya . Lilik mengemukakan bahwa sebenarnya masalah tersebut berasal dari sebuah perbedaan persepsi saja , sehingga menjadi opini . Hal tersebut terjadi karena persepsi yang dikemukakan oleh seorang tokoh .
Jika ada yang mengemukakan opini bahwa patung Naga tidak menyimbulkan budaya nusantara , atau budaya kita, saya juga merasa agak janggal apalagi di khazanah budaya Jawa. Karena dari berbagai literatur yang ada justru Naga merupakan figur yang paling kuat dalam mitologi budaya Jawa .Bagi masyarakat Jawa, Naga dipercaya sebagai mahluk mitologis . Kata "naga" sendiri berasal dari bahasa Sanskerta yang memiliki arti harfiah ular. Namun, di Jawa, naga kemudian diartikan sebagai dewa ular. Dalam budaya Jawa Kuno, mereka sering berhubungan dengan air dan kesuburan.bahkan menjadi simbul kesuburan, Urai politisi asal Kulonprogo ini. Sabtu (1/01/2021)
Lebih jauh Lilik menguraikan bahwa banyak benda benda yang menggunakan Naga sebagai nama dan simbolnya seperti kisah tentang Sanghyang Anantaboga, yang dikisahkan sebagai dewa yang bertempat tinggal di kahyangan Saptapratala (bumi lapis ketujuh, dunia bawah). Batara Anantaboga inilah yang dalam pewayangan Jawa mempunyai anak Dewi Nagagini yang kemudian menjadi salah satu istri Bima, dan mempunyai anak Antareja.
Bahkan dalam berbagai babad yang ada nama “Baru Klinting” yang menjadi penjaga gunung gunung di Jawa juga berwujud ular besar atau Naga , Kereta api jurusan Jogja Jakarta juga menggunakan nama “Taksaka” yang merupakan nama dari seekor Naga , dan yang lebih menguatkan ketika sengkalan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yakni Dwi Naga Rasa Tunggal dan Dwi Naga Rasa Wani merupakan sengkalan yang berbentuk dan menyebutkan nama naga. Sengkalan sendiri merupakan sistem simbolik pada kebudayaan Jawa yang berfungsi sebagai tanda tahun suatu peristiwa penting. Sengkalan Dwi Naga Rasa Tunggal dan Dwi Naga Rasa Wani bernilai tahun sama yaitu 1682 Saka (1756 M), dalam hal ini merupakan berdirinya Kraton Yogyakarta. Urainya lagi.
Lilik masih mengemukakan bahwa sistim simbol sebenarnya sebuah sistim yang merupakan identitas budaya , serta menunjukan kualitas budaya sebuah masyarakat .
Sehingga seharusnya keberadaan Naga Bandara YIA dilihat secara lebih luas dan komprehensif bukan hanya sekedar persepsi sebuah patung mirip sesuatu yang elementer dan segera diopinikan , nah bagaimana jika patung naga bandara tersebut tiba tiba dikelilingi oleh “Gawangan Gong “ dari perangkat gamelan Jawa yang juga ada patung naganya , pasti ada persepsi yang berbeda lagi , ujar nya sambil tersenyum .
Sebagai warga Kulonprogo Lilik memberikan apresiasi bagi seniman Kulonprogo yang tahu betul memanfaatkan ruang ruang kreatif bertaraf internasional di Bandara Internasional Kulonprogo.
Kata inspiratif masa kini yang juga harus dipahami dan diingat ialah bahwa Bandara YIA Kulonprogo adalah juga merupakan ruang kreatif bertaraf Internasional , Tutup Lilik (dwi)
Bagikan artikel ini