SENIBUDAYA
Bioksop Tengah Kota: Menginspirasi Semangat Antikorupsi Lewat Film dan Diskusi
By Dwijo Suyono
JOURNALJOGJA-Yogyakarta— Bioksop Tengah Kota menggelar pemutaran dan diskusi film sebagai bagian dari kampanye antikorupsi melalui sinema. Acara ini diselenggarakan oleh Relive Projects bekerja sama dengan Anti Corruption Film Festival (ACFFEST), yang merupakan program Direktorat Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi KPK. Demikian seperti rilis media yang diterima redaksi pada Sabtu (26-10-2024)
Panitya pelaksana mengemukakan bahwa program ini berlangsung selama dua hari, dari 26 hingga 27 Oktober 2024, di Auditorium IFI-LIP Yogyakarta. Kegiatan ini gratis dan terbuka untuk umum, serta mengajak komunitas film di Yogyakarta untuk berpartisipasi aktif dalam diskusi setelah pemutaran film.
Tema yang diangkat adalah "Satyagraha," yang mengajak penonton untuk meresapi kekuatan yang lahir dari keberanian. Setiap film yang ditayangkan diharapkan menjadi cermin perjalanan batin bagi penonton melalui kisah-kisah mendalam yang disajikan secara ringan. Dengan tema ini, Bioksop Tengah Kota ingin menampilkan kisah penuh keberanian tanpa kekerasan dan dikemas secara visual menarik.
Pada hari pertama, sesi pertama berjudul “Terhimpit Sempit” menampilkan empat film yang dinominasikan sebagai Film Cerita Pendek Terbaik Festival Film Indonesia (FFI) 2024. Pemutaran dimulai pukul 16.00 WIB, dengan rincian sebagai berikut:
1. Anak Tangga - Disutradarai oleh Raphaella Chayla, durasi 13 menit 5 detik.
2. Rumah Tanpa Atap - Disutradarai oleh Fajar Maulana Yahya, durasi 10 menit 43 detik.
3. Menunggu Dijemput - Disutradarai oleh Dhiyaa’ Ahnaf Hariyanta, durasi 10 menit 8 detik.
4. Hitler Mati di Surabaya - Disutradarai oleh Dhamar Jagad Gautama, durasi 15 menit.
Salah satu penulis naskah, Annisa Noviani Dewi dari film Rumah Tanpa Atap yang menceritakan tentang seorang karakter dita yang ingin mendapatkan perhatian dari orang tuanya. Dengan pesan ingin disampaikan terkait isu sosial di Yogyakarta.
"Latar belakang film itu tetnyata di jogja itu masih banyak banget isu sosial yang membahas tentang perceraian dan KDRT" Kata Anissa.
Setelah sesi pertama selesai, acara dilanjutkan ke sesi kedua berjudul "Hidup Tak Sehoror Itu," yang akan menampilkan lima film. Pemutaran film sesi kedua dimulai pukul 19.30 WIB, dengan judul film sebagai berikut:
1. Pepali - Disutradarai oleh Athaya Ajka Zakki Khalifadan, durasi 10 menit.
2. Intrusive Thought - Disutradarai oleh Akhmad Sulthan Dhafin Nafi, durasi 3 menit 48 detik.
3. Healing Hilang - Disutradarai oleh Anggra Rocshe, durasi 7 menit 6 detik.
4. 2 Yoel - Disutradarai oleh Ergia Maharani Putri, durasi 14 menit 15 detik.
5. Unbaedah - Disutradarai oleh Iqbal Ariefurrahman, durasi 15 menit.
Salah satu penonton yaitu Tia zhakira khairunnisa dari Sekolah Tinggi Multi Media Yogyakarta mengatakan film sesi kedua memiliki tema yang menarik.
“ Film yang menarik menurut aku ada dua yaitu 2 Yoel dan Unbaedah karena alur dan ceritany yang menarik” Kata Tia.
Acara pemutaran dan diskusi film hari pertama di Bioskop Tengah Kota berhasil dilaksanakan, menampilkan sembilan film yang memberikan ruang bagi penonton untuk berdiskusi dan menikmati sinema. Bioskop Tengah Kota berharap untuk melihat antusiasme yang lebih besar pada hari terakhir, 27 Oktober 2024, dengan sesi yang lebih banyak dan tema yang lebih menarik. (*)
Bagikan artikel ini