PENDIDIKAN & OLAHRAGA
Catatan kritis ,Praktisi Pendidikan M Nastain : Sekolah Swasta Berkembang pesat , Ada apa dengan Sekolah Negeri,
By Dwijo Suyono
JOURNALJOGJA-WATES-Bulan Mei menjadi bagian penting bagi bangsa ini terutama dalam bidang pendidikan , karena dalam bulan ini diperingati sebagai hari Pendidikan Nasional, dimana Ki Hajar Dewantara menjadi pahlawan nasional yang meletakan pondasi bagi sistim pendidikan bangsa , yang hingga saat ini kita kenal dengan jargon “ Ing Ngarso Sug Tulodho ,Ing Madya Mangun Karsa, serta Tut Wuri Handayani”.
Bagimanakah dengan perkembangan sistim Pendidikan kita saat ini, seorang praktisi pendidikan asal Kulonprogo yakni Muhammad Nastain, SE.MM. kepada redaksi membeberkan catatan kritisnya seputar hal tersebut.
Kita mulai dari sekolah , saat ini di Indonesia terdapat dua golongan besar sekolah yakni sekolah negeri atau pemerintah dan sekolah swasta , dan hal tersebut berjalan hingga jenjang pendidikan tinggi , sebagai contoh dari data yang ada di Pemerintah DIY yakni untuk tingkatan SMP negeri dari tahun 2020 hingga tahun 2022 yakni 245, 245, 214. Dan untuk sekolah swasta yakni 279, 320,239. Sedangkan untuk tingkatan SMA untuk SMA negeri yakni 84,84,84, sedangkan untuk SMA Swasta yakni 144,145,145,.termasuk juga jenjang pendidikan dasar. Dengan melihat hal tersebut mungkin kita bisa sedikit berpikir mengapa sekolah swasta bisa lebih berkembang yang artinya lebih banyak diminati masyarakat , papar CEO Aksara Grup Kulonprogo.
Lebih lanjut Nastain yang sangat intens berinteraksi dengan kalangan pendidikan menjelaskan bahwa , ada berbagai hal yang memang harus dikaji ulang oleh pemerintah terkait dengan sisitim pendidikan yang ada saat ini .
Ada berbagai catatan kritis yang muncul yakni pengembangan pendidikan dan pengajaran yang bertumpu kepada kualitas guru harus memang di genjot sehingga munculnya kurikulum penggerak yang mampu merubah mindset para bapak dan ibu guru , untuk terus berkembang tanpa harus menunggu program yang dikirim atau diluncurkan oleh pemerintah, dan sampai di titik ini jelas terlihat bagaimana birokrasi berperan yang menimbulkan perbedaan antara swasta dan negeri. Ada fenomena yang menarik yakni dimana orang tua berusaha agar anaknya memiliki prestasi akademik yang baik sehingga dapat masuk kedalam sekolah favorit yang muncul dalam sisitim zonasi yang ada. Tegas Nastain .
Hal lain yang diungkap Nastain ialah bahwa saat ini banyak orangtua yang berlomba lomba untuk menyekolahkan anaknya di sekolah swasta .
Bahkan ada sekolah swasta yang hingga menolak siswa dikarenakan kapasitas sekolah yang sudah penuh, hal tersebut wajar muncul ketika pendidikan yang bernafaskan “Ahlakul Karimah serta Rahmatan Lil Allamin” menjadi bagian penting dalam sistim pendidikan di sekolah tersebut terutama dalam jenjang pendidikan dasar , dan memang juga harus diakui bahwa di sekolah swasta banyak program pendidikan yang dikembangkan ketimbang sekolah negeri , terlihat dari berkembangnya sekolah sekolah yang merupakan milik organisasi keagamaan, sehingga ini dapat menjadi catatan bagi pemerintah untuk bisa lebih memeberikan ruang kepada sekolah negeri agar mampu juga menjadi kompetitor bagi sekolah swasta terutam dalam sistim manajemen pendidikan . urainya lagi .
Dalam bagian akhir Nastain juga menghimbau kepada pemerintah untuk bisa memberikan layanan pendidikan kepada warga bangsa ini , sehingga konsep pendidikan Tiga Pilar Ki Hajar Dewantara , yakni pendidikan di Sekolah , Rumah dan Keluarga , menjadi nyata dan dirasakan .
Dan yang dirasakan saat ini ialah bagaimana hanya sekolah yang menjadi pusat tanggungjawab pendidikan warga bangsa , sehingga bebena sekolah akan terasa semakin berat , inilah yang seringkali memicu persoalan para siswa sekolah dalam kehidupan bermasyarakat . Dan sebenarnya masih banyak yang bisa diungkap terkait berbagai persoalan pendidikan , tutupnya (dwi)